Showing posts with label 친구 (friend). Show all posts
Showing posts with label 친구 (friend). Show all posts

Wednesday, October 21, 2015

Bukan sekedar Ritual ‘Makan’


21 Oktober 2015
Hari ini, panas.. tentu saja. Bukan itu yang mau aku ceritakan yaa..
Sejak pagi, tepatnya pukul 10.00 wib, (ah.. sudah engga bisa dibilang pagi, ya? Maaf. :D) aku sudah di kampus. Misi pertama, pinjam buku ke prodi. Tidak butuh waktu lama aku pinjam dua buah buku, pertama tentang ‘Sintaksis Korea’ (yepp.. mencoba serius dengan skripsi.. ;)), dan yang kedua adalah buku antologi puisi (*omaigat, Uni baca puisi? Iya, cuma baca, soalnya kalau baca novel pasti selesainya lama, padahal buku referensi skripsi banyak yang ngantri.. hiksee).
Misi pertama berhasil dilaksanakan, dengan meninggalkan KTP kepada mas sekretaris jurusan. *Untuk saat ini KTM lebih berharga daripada KTP, guys.
Misi kedua, ngadem di perpus dan kalau beruntung, bisa dapat kursi depan komputer. Errr.... tapi aku sedang tidak beruntung ternyata. Penuh! Kursi di lantai satu, juga depan komputer. Kalau ke lantai dua (?), ah.. jangan dulu, lagi penat.
Pindah ke perpus pusat, astaga banget..... PENUH, ah dasar mahasiswa UGM, rajin amat sih ke perpus??!
Lalu, berakhirlah dengan jalan menuju kos, setelah sebelumnya ke GMC, tapi karena ‘PENUH” agenda periksa gigi diundur.
Jalan~
Saat sedang jalan, sendiri biasanya pikiranku ke mana-mana (tapi engga sampai se-liar kalau lagi engga ngerjain apa-apa sih). Salah satunya hari ini, pikiranku menyoal tentang “makan bareng”.
*Aduh maaf ya, prolognya panjang banget. Hehe*
Satu hari, ada temen yang mengatakan kurang lebih begini,

Friday, November 14, 2014

Cerita Cinta dari Sana


November, 2014

Ketika ingin menuliskan kembali cerita ini, aku jadi ingat sebuah kalimat yang aku atau teman sering ucapkan, saat itu...
“Love everywhere in Kongju” ....

Beberapa hari yang lalu, aku berchatting-ria seorang teman yang aku kenal saat di Korea. Kemudian, dia bercerita kepadaku tentang cinta bertepuk sebelah tangan-nya.
*yapp.. tema kali ini agak lain. Tentang cinta~ ahh.. semoga tidak tersampaikan alay.. Hha.. :D*

Aku menduga laki-laki yang dia sukai adalah orang yang aku kenal. Dan... aku masih tetap kaget setelah tahu siapa laki-laki itu. Tidak kusangka, laki-laki itu adalah orang itu!(nunjuk orang dengan ekspresi enggak percaya). Karena sedikit syok, aku malah seakan protes dengan temanku tadi. “Hei.. kenapa saat itu aku ga lihat?”, “Kenapa hanya diam?”
Lumayan greget, karena waktu itu kami sering bareng-bareng, tapi aku sama sekali ga ingat dia pernah ada usaha mendekat ke si laki-laki. Istilahnya ga ada kode.
Jawaban atas pertanyaan bernada protes tadi cukup singkat, tapi jelas... “karena aku perempuan”....

Duar... jedarrr... he’em.. bener juga sih.
Meskipun beda negara, tapi karena sama-sama dari dunia timur, wajarlah kalo kami mirip dalam masalah yang ujung-ujungnya, “karena aku perempuan”

Duarr.. jedarrr..
Ada lagi hal yang aku ingat. Yang cukup membuatku tertawa, menertawakan diri sendiri.
Kisah temanku itu agak-agak mirip kok sama punyaku, bedanya, alasan yang aku punya (kayaknya) lebih kompleks. Bukan hanya karena aku perempuan.
Aku juga mempertimbangkan rencana jangka panjang. Beda bahasa atau budaya itu masih bisa aku atasi, aku rasa :D. Tapi lain lagi kalau soal iman. *meski aku bukan orang yang religius* Yeahhh... aku butuh imam!
Dulu saat meyakini dan memutuskan untuk tidak berharap, pada diri sendiri aku berkata, “iya... ga apa-apa. Enggak apa-apa banget kok kamu sedih sekarang. Nanti sedihnya juga bakal pudar”

Semoga saja temanku tadi juga tidak terlalu lama terjebak dalam kubang cinta tidak berbalas.
Yang pasti, meski sudah tidak di Kongju, tapi kami membawa cerita cinta masing-masing. Dampak virus ‘Love everywhere in Kongju’.. :D :D

uneespuzzles

Tuesday, June 10, 2014

Kenangan Terpanggil

Di sosial media, sampai saat ini aku lebih sering posting tentang hal yang berkaitan dengan kehidupanku selama 10 bulan di Korea. Dibandingkan dengan kehidupanku di sekitar jogja-klaten, 10 bulan di kongju sama sekali bukan apa-apa. Tapi sepanjang 21 tahun kehidupanku, bagiku berkesempatan menginjak bumi joseon adalah momentum.
Merasakan 10 bulan di korea, aku merasa lebih banyak belajar. Belajar lebih memahami diriku, mendengarkan serta mengamati orang lain, menyerapi nuansa alam sekitar, aku belajar tentang hidup. Pertemanan adalah hal terbaik yang aku dapat dari sana. Sebuah hadiah indah dari Tuhan, kasih dari teman-teman baik.
Hari ini, 6 juni 2014, kenangan tentang Korea kembali terpanggil.
Mak cik Hidayah Yusuf posting sebuah gambar di instagram, deskripsi gambar itu sangat panjang.
Di tengah malam, aku sukses dibuatnya terkekeh sendiri karena pengalaman yang kembali ia panggil.
Apakah sebelum atau setelah  ke/dari korea semua pengalamanku tidak penting? Tidak berharga? Tidak perlu diingat? SALAH BESAR!! Setiap pengalaman manusia berharga.
Kembali lagi aku ungkit kata ‘momentum’. Pergi ke Korea saat itu adalah sebuah pelarian yang sukses! Aku sukses menghalau galau. Galau karena tekanan beberapa masalah pribadi yang merembet ke masalah sosial. Kacau sekali keadaanku saat itu. Semester 3, sebelum aku pergi ke Korea BB-ku terus turun. Akibat dari kurangnya rasa bahagia yang mampu aku dapatkan. Bayangkan saat itu aku 47 kg! (Ya walaupun segi positifnya, baju-baju lama kembali bisa dipakai, tapi… sudah dapat terbaca di wajahku saat itu, “Aku sedang tidak bahagia”.) Agak berlebihan memang penggambarannya, tapi itu yang banyak aku rasakan saat usiaku kira-kira 19 tahun menuju 20 tahun.

Berada di Korea adalah momentum. Aku menemukan jiwaku hidup bebas. Aku bahagia! Seluruh yang ada di sekitarku , semuanya patut, wajib dan pantas aku syukuri. Dan aku bertekad membawa jiwa bebasku itu ke kampung halaman, Indonesia tercinta.

Sunday, May 25, 2014

Angka 7 dan Mbak Sri

Hello World!
Setelah mati suri, akhirnya aku kembali lagi menyusun potongan-potongan puzzle hidupku melalui bog ini. ^^/
Mulai sekarang aku menulis bukan dari Kongju, Korea Selatan lagi. Aku sudah kembali!! Aku di Indonesia. Yeeee…. sedih iya, bahagia juga iya. Sedih dan bahagia memang jodoh.
Ini adalah ceritaku sesaat kepulanganku di Indonesia. Ada banyak masalah, tentu saja. Nah, salah satu masalah itu akan aku ungkap di sini. Sangat rumit, berbelit-belit (ini komentar), dan melibatkan banyak pihak serta emosi. Akhirnya aku sederhanakan saja. *Kerena selain aku, mungkin saja (sangat) tidak ada yang mau membacanya (tiba-tiba sedih berlipat).
Angka 7,
Ada apa? Bukankah aku sangat (sangat dan sangat) menyukai angka 7? Ya, aku yang biasanya menyukai angka 7, ternyata ada masa ketika aku menjadi sangat membencinya. Ini tentang GPA alias IP-ku. Sebelum dan sesudah di Korea. Aku cukup beruntung menjadi yang dipilih jurusan untuk berangkat ke Korea dengan pertimbangan IP. Di Korea, meskipun aku “agak-agak” saja mengerti materi kuliahnya (Ya Allah, jika mengingat masa berat itu, sungguh….. ahhh T.T), tapi aku beruntung, berhasil menyiasati nilai. Tidak ada nilai jeblok di Kongju. (Ahay.. tiba-tiba ingat professor kuliah Pengantar Sastra Korea yang memberiku nilai A+, Masyaallah, terima kasih, Bapak! Aku padamu!hihihi).
Sampai di Indonesia??
Huft.. hemmm…. Arghhhhhhh…
Tidak akan aku ceritakan detailnya, dengan pertimbangan “kasus” ini melibatkan orang banyak, menggegerkan jagad jurusan. Jreng… jreng… IP-ku di UGM untuk semester 4 keluar!!
Luweh.. Mati rasa… lelah… blank (apa sih ya?!), IP-ku turun 0,7!!! Dari semester ke semester aku berharap dan berusaha IP-ku naik, ya walaupun hasilnya rata-rata kenaikannya <0 0="" aku="" berhasil.="" kini="">
*Ya sudahlah.
Mbak Sri,
Dia adalah seorang teman. Sesama dan seangkatan jurusan Bahasa Korea. Nama kami pun sama. *eh.
Suatu hari dia bertanya tentang nilaiku. Aku katakana padanya nilaiku turun 0,7 menjadi *** (tidak akan kusebutkan pastinya! Cari aja di evaluasi penerima Bidik Misi, ada mungkin).  Aku katakana tentang itu padanya masih dengan nada ceria dan senyuman, lalu aku melihat ekspresi wajahnya. *mbeeeekkk
“Heol! Beneran itu, Un??”
“Iya… kenapa? Jelek banget ya?”, ekspresiku mendadak suram.
Ya Tuhan~ Aku hampir menangis saat itu.
Dan sekarang, aku banyak mengambil kuliah di Sastra Indonesia. Alasan utamanya karena separo “desakan keadaan” dan separo lagi “eksplorasi”. Hmm… ini nih, aku jadi mengerti arti “kandang-tandang” bagi tim sepakbola. Di Sastra Indonesia, yang bukan kandangku, aku menjadi ragu dengan diriku. Aku ini mampu ga sih?! Pontang panting aku. T.T. Tapi ada hal besar yang aku dapatkan dari sana. Belajar!! Banyak sekali yang belum aku ketahui, dan aku sekarang ingin mengetahuinya.
Ahh.. semester ini, akan bagaimana kau akhirnya? Berbaik hatilah padaku, kumohon!



Friday, September 27, 2013

Hari Pertama Festival Kebudayaan Baekje

제59회 백제 문화제,
첫 날~
Sabtu, 28 September 2013 
merupakan hari pertama festival kebudayaan Baekje di Korea.




 Sejak pagi hari aku, kak Put, dan Yaya sudah stand by. Lebih tepatnya jam 10.30!! Rencana awal kami ingin melihat event di King Muryeong's Tomb. Tapi karena mata tengok sana sini, jalan juga pakai kaki maka kami ketinggalan acara yg dimulai pukul 11 siang itu. Bukan ketinggalan sih, tapi lebih tepat dikatakan tidak mau mengejar~…
Kami belum lagi sampai makam raja, malah duduk duduk di depan SMP lokal. Hihi.
Hari pertama di pagi dan siang tadi orang-orang mulai berlalu lalang. Kebanyakan si panitia yang mempersiapkan ini-itu.


Sungai Geumgang yang biasanya hanya bisa aku pandangi dari pinggirnya kini bisa aku lalui!
Khusus pada gelaran festival ini dibangun jembatan sementara yang menghubungkan antara Taman Geumgang dan benteng seberang. Jadi tidak perlu jauh dan kelelahan melalui jalan raya.

Acara ini sendiri digelar di dua tempat. Kongju dan Buyeo. Karena aku berdomisili di Kongju jadi aku hanya excited dan antusias (sama aja kali artinya.. haha) yang ada di Kongju saja. 
Terdapat berbagi stand. Standar gelaran bertajuk festival kan pasti penuh "stand".
Lalu ada sebuah area khusus yang menyediakan stand produk lokal Kongju. Semua... hampir semuanya mengandung 밤! Chestnut. Kreatif ya? Kapan ya Klaten ada beginian. Deretan stand yang semuanya produk dari Klaten??..
Kota ini,, sekitar kampus Kongju menjadi ramai. Tidak hanya melokalisasi disuatu area, tapi hampir di semua sudut kota sudah seperti pasar malam yang  ada di Indonesia. Ada juga group musik lokal yang ikut meramaikan festival ini. Pakaiannya compang-camping. Pun dandanannya aneh sekali. Aku tidak mengambil foto mereka hari ini karena secara pribadi aku takut dengan orang berpenampilan aneh seperti mereka. Haha #maaf.
Group musik tersebut jika dicari persamaan dengan yang ada di Indonesia menurutku mirip dengan campursari yang ada di jawa. 
Dan... inilah acara yang ditunggu!
opening ceremony! Baru kali ini aku melihat Geumgang kesayangan penuh dengan manusia!!
불꽃축제~

Sebelum pesta kembang api ada penampilan dari beberapa pengisi acara. Yang pertama ada pertunjukan tarian kolosal yang keren sekali! tapi sungguh sayang aku tak bisa mengambil gambar mereka. Tempat kami berdiri cukup terbelakang.
Dilanjutkan dengan penampilan Girl's Day dan Kim Tae Woo. Ampun... tidak kelihatan. Ya sudahlah. Aku ga lebih antusias pada mereka dibanding dengan pada si MC #hloh!







Waaaa.... Subhanallah!
pesta kembang api-nya keren sekali!!!

Sunday, September 8, 2013

Setelah Setengah Tahun di Kongju, Akhirnya.... 대전 갔다 왔던 날~

Ketika ada yang bertanya padaku di manakah letak kota Kongju, aku selalu menjawab: "Its near Daejon/ 대전 근처에요".
Karena (mungkin) alasan 'dekat' itu aku bahkan belum pernah berjalan-jalan ke Daejon kecuali untuk tempat transit saat pergi ke Busan, Daegu dan Jeonju. Pernah juga pergi ke underground shopping mall-nya.
Untukku, itu bukan 'jalan-jalan'!... Aku ga terlalu suka shopping. Alasannya simple aja, karena uang bat belanja ga ada. hahaha
Beruntung ada teman yang exchange di Daejon University. Dia-lah yang menjadi guide sehari saat aku berkunjung Daejon. >> Makasih banyak ya, Icha~ ^^ <3 div="">
Cuacanya mendung, hujan, dan waktu jalan hanya sehari saja.. maka inilah beberapa cerita darinya, Daejon...
 1. 찜닭
Yang ada dibayanganku saat itu adalah ayam berbumbu merah pedas sma seprti yang aku makan di Daegu, musim semi lalu. Eh, ternyata beda. lebih mirip semur-nya Indonesia. Tapi di tambah irisan cabe, jadi pedas. Untuk porsi dua orang tanpa nasi harganya 20.000 KRW.
Selanjutnya adalah tujuan utama, 
Sebuah area yang cocok bagi yang suka ilmu pengetahuan. Ada teknik (paling banyak), astonomi, mekanik, pengobatan.... serba teknologi. Wahana asyik buat anak-anak sampai remaja. 
Welcome to Daejon Expo
Hari itu hujan, (seperti yang sudah aku tulis di atas)... alhasil area expo berasa tempat pribadiku dan Icha. sepi krik-krik. Hampir tidak ada pengunjung lain.kkkk
Di tempat ini bisa ditemukan tentang informasi ilmuan beserta temuannya. Edukatif sekali.
Di Indonesia sudah ada belum ya tempat seperti ini dan yang GRATIS?
Adalah bagian luar area expo. Di bagian dalam ditampilkan stand-stand dari berbagai universitas teknologi di Korea Selatan. Mulai dari teknologi perkapalan, pengobatan, mesin, astronomi dkk.
Ternyata meskipun Korea Selatan termasuk negara mahal, artinya barang-barang serba mahal, tapi untuk urusan tempat yang ramah untuk jalan-jalan gratis plus tambah ilmu terbilang sangat banyak. Contohnya Daejon Expo ini.
Selain di Seoul (Banpo Bridge) dan Yeosu (Big O show), atraksi air mancur pelangi juga ada di Daejon. Jempatan itu terletak dekat saja dengan kawasan expo. Sayang, kami datang bukan di malam hari. Melewatkan pemandangan malam di Daejon.

Pulang dari perjalanan ke daejon yang singkat ini, hmmm
Memang Daejon kota teknologi-nya Korea. Ada banyakm museum teknologi blablabla...Pun expo-nya bertema teknologi. Sebelum pergi ke Expo, sempat berpikir... "ah.. teknologi".. ternyata setelah pergi, "wa.. menarik"...^^

#Wow Korea Supporters 2013

Tuesday, August 20, 2013

Catatan Perjalanan, Suncheon & Yeosu Bersama ‘Wow Korea Supporters 2013’


Hari pertama, 8 Agustus 2013


Foto bersama Kelompok 6
Adalah hari pertama perjalanan wisata bersama kelompok 6 dan teman-teman lain sesama anggota ‘Wow Korea Supporters Korea 2013’. Kami berangkat dari kantor KTO (Korean Tourism Organization) di Seoul dan membutuhkan waktu sekitar empat jam perjalanan untuk menuju provinsi Jeollanam-do dengan bus. Sebelum menuju obyek wisata kami makan siang bersama di Delice O Buffet yang juga berada di kota Suncheon. Obyek wisata yang pertama dikunjungi adalah Suncheon Bay Garden Expo 2013.
Pukul 15:00 waktu setempat kami tiba di Suncheon Bay Garden Expo. Di sana, pertama-tama kami mendengarkan penjelasan serta menyaksikan presentasi seluk beluk taman tersebut. Setelahnya, kami berpencar bersama kelompok masing-masing untuk melaksanakan misi yang diberikan oleh KTO. Kami harus mengambil foto dengan pose melompat dan foto lain dengan pose terbaik. Cuaca hari itu sangat panas. Membuat kami, kelompok 6 hanya fokus untuk menyelesaikan misi sehingga hanya sebagian area taman yang kami jelajahi.


Suncheon Bay Garden Expo 2013 merupakan sebuah pameran taman yang menampilkan berbagai seni dan teknologi penataan taman oleh seniman yang berasal dari berbagai negara di dunia. Di tempat itu ditampilkan keunikan dari taman yang juga mempresentasikan kebudayaan negara asal taman. Ada pengalaman yang mengena saat menjalankan misi. Kami begitu banyak mengambil foto pose melompat. Sangat banyak! Menjadi terbiasa dengan instruksi “jump” yang diteriakkan juru foto kelompok kami, Dexter ssi ato Ton ssi. Akibatnya, seperti sebuah paranoid. Sedang berpose biasa dengan senyum mengembang namun ketika ada yang berteriak “jump” seketika ekspresi wajahku berubah padam dan panik.

Suncheon Bay Garden Expo 2013 merupakan sebuah pameran taman yang menampilkan berbagai seni dan teknologi penataan taman oleh seniman yang berasal dari berbagai negara di dunia. Di tempat itu ditampilkan keunikan dari taman yang juga mempresentasikan kebudayaan negara asal taman.
Ada pengalaman yang mengena saat menjalankan misi. Kami begitu banyak mengambil foto pose melompat. Sangat banyak! Menjadi terbiasa dengan instruksi “jump” yang diteriakkan juru foto kelompok kami, Dexter ssi ato Ton ssi. Akibatnya, seperti sebuah paranoid. Sedang berpose biasa dengan senyum mengembang namun ketika ada yang berteriak “jump” seketika ekspresi wajahku berubah padam dan panik.


Selesai menjelajah dan menyelesaikan misi dengan waktu lebih kurang tiga jam, kami bertolak menuju destinasi selanjutnya yaitu Suncheon Bay Ecological Park. Masih bertemakan ‘taman’. Perbedaannya adalah di Suncheon Bay Ecological Park yang berlokasi 15 menit perjalanan bus dari lokasi sebelumnya ini merupakan habitat asli bukan buatan, sedangkan Suncheon Bay Garden Expo sebaliknya.
Pemandangan istimewa yang disajikan dari tempat ini adalah matahari terbenam seolah berada di ujung hamparan sawah/ladang ilalang dengan jalan yang dibangun unik terbuat dari kayu.  Seperti menemukan ketenangan dan kenyamanan di tengah alam saat berada di tempat ini.



Saatnya makan malam! Berada di Suncheon bersama KTO membuatku tahu bahwa olahan bebek merupakan kuliner andalan daerah ini. Juga mengingatkanku pada drama Korea Dae Jang Geum. Agak-agaknya dalam drama tersebut pernah muncul olahan bebek sebagai representasi kota Suncheon. Semua menu makan malam hari itu berbahan dasar bebek. Mulai dari tteok-kalbi, bulgogi, bebek panggang, shabu-shabu. Menyantap semua hidangan tersebut di atas tanpa nasi pun sudah bisa membuat perutku penuh dan sangat kenyang.

Selesai makan malam bersama di restoran bernama Suncheon-man tteu-rak / 순천만 뜨락 (Suncheon-ssi, Deokwon-dong 10-2), kami menuju Hotel Ecograd. Selama satu malam kami menginap plus sarapan pada esok hari berikutnya di hotel berbintang 4 tersebut. “Wow….!!”

Hari Kedua, 9 Agustus 2013

Selamat datang di sebuah desa masa lalu Korea!
Pada hari kedua kami mengunjungi Nagan Folk Village (순천시 낙안면 충민길 30). Tempat ini menam-pilkan wujud asli dari perkampungan rakyat Korea di masa lalu. Ya, asli. Bukan merupakan buatan melainkan sebagian besar bangunannya merupakan peninggalan masa lalu. Tempat yang sangat menarik bagiku yang menyukai kebudayaan masa masa lalu.
Mempertimbangkan cuaca yang sangat panas hari itu, kami menjelajah tempat itu hanya dalam waktu dua jam. Sayang sekali aku tidak mampu untuk menjelajah keseluruhan tempat menarik dan luas itu. Selanjutnya kami menuju restoran dengan berjalan kaki untuk makan siang. Restoran Korea (alamat:순천시 낙안면 동내리 470-7) tersebut menyajikan sup kepiting dan tahu yang dimasak dengan bumbu pasta kedelai/doenjang (된장) serta menu seafood lain.
Spot selanjutnya adalah Jinnamgwan (alamat: 전남 여수시 군자동 472번지). Tempat bersejarah bagi masyarakat Korea di kota Yeosu. Pada jaman dinasti Joseon, Jenderal Lee Sun Shin menjadikat tempat tersebut sebagai kantor pusat pertahanan Korea dari invasi Jepang. Sore menjelang malam kami menuju Hotel MVL, sebuah hotel berbintang 5 untuk check in.


Setelah istirahat sejenak, pukul 18:00 waktu setempat kami bertolak dari hotel menuju Restoran Hanilgwan. Sebuah restoran yang menyajikan makanan representasi kota Yeosu, Sushi. Seperti restoran Korea umumnya, makanan tidak henti-hentinya disajikan di atas meja kami. Menu sushi dan seafood yang  disajikan juga berasal dari bahan fresh dan pastinya berkualitas. Pengalaman wisata kuliner baru bagiku.
Belum bisa dikatakan ke Yeosu jika belum mengunjungi Yeosu Expo Site. Dahulu sebelum ada gelaran akbar Yeosu Expo 2012 kota ini tak banyak dikunjungi.
Photo: cr. Dang Duc Ton 
Saat ini, meskipun International Yeosu Expo 2012 tersebut sudah berakhir, tempat berlangsungnya event tersebut masih menjadi objek unggulan untuk dikunjungi. Di tempat itu pula kami berkesempatan untuk berpesiar. Menikmati pemandangan kota Yeosu dari atas kapal.
Masih dari lokasi Yeosu Expo, pada malam hari kami menikmati pertun-jukan Big-O Show. Sebuah pertunjukan permainan cahaya yang dikolabo-rasikan dengan air pada sebuah lingkaran O besar/raksasa. Pertunjukan dapat dinikmati secara cuma- cuma alias gratis apabila tempat kita melihat berada di luar area pertunjukan. Banyak masyarakat sekitar maupun wisatawan mengunjungi tempat ini pada malam hari untuk berpiknik sambil menyaksikan pertunjukan Big-O Show ini.

Hari Ketiga, 10 Agustus 2013

Menuju destinasi terakhir dari perjalanan pertama bersma Wow Korea Supporters. Masih di kota Yeosu. Kali ini kami berkesempatan menjajal sensasi petualangan dengan “Railbike”. Satu unit railbike bisa dinaiki hingga empat orang. Sambil mengayuh railbike bersama, kami menikmati pemandangan laut luas di samping kami. Saat memasuki terowongan jalur railbike disuguhkan pemandangan unik mulai dari instalasi dekorasi dan permainan lampu.
*Best Jump shot pose
cr. Dexter Huang
Selesai dengan “Railbike Experience” kami bergegas kembali ke dalam bus. Melanjutkan perjalanan menuju kota Seoul. Sebelum benar-benar meninggalkan kota Yeosu kami menghabiskan waktu makan siang di Marina buffet sebagai tempat persinggahan terakhir di Yeosu. Restoran buffet yang sangat mewah. Selain makan siang di sana adalah tempat penjurian misi Jump Shot Pose dan Best Pose.  Sebuah bonus luar biasa untuk kelompok kami. Yup, kelompok 6 memenangkan kategori “Jump Shot Pose”. Akhirnya tidak sia-sia rasa paranoid yang timbul dari kata sihir “jump” yang akrab terdengar saat mengerjakan misi. ^^
Akhirnya sebuah catatan perjalanan ini berakhir di Seoul pukul 17:30 waktu setempat. Sebuah perjalanan 3 hari 2 malam yang menyisakan banyak kenangan dan pengalaman untukku.


Kongju-si, 15 Agustus 2013

Sri Wahyuningsih (Uni)