Wednesday, September 15, 2010

Dilema Anak IPA

Anggapan banyak orang yang berada di lingkunganku bisa berada di kelas jurusan IPA saat duduk di Sekolah Menengah Atas adalah sebuah prestasi membanggakan.
Awalnya aku juga beranggapan seperti itu.Melihat realita sosial yang ada padaku.Aku tidak suka beramai-ramai menyerukan solidaritas tinggi,semua dibawa hepi mengalir seperti air.Hal-hal seperti itu menempel pada identitas anak IPS.Aku tidak mau berada di jurusan IPS alasan pertama adalah itu.Selanjutnya,aku tidak mau berada di tengah-tengah orang yang terlalu menggampangkan hidup.Tidak serius dengan apa yang dikerjakan dan masa depan sebagai pertaruhan dalam permainan hidup mereka.
Persepsiku tentang anak IPS sungguh kolot.Aku merasakan benar-benar seperti dijebak.Anggapan orang.....Aku sering merasa tolol dengan pilihanku. Bukan karena aku tidak bisa mengikuti pkelas IPA .Bahkan aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika dulu aku memilih jurusan IPS.Apakah aku bisa mengikuti gaya belajar anak IPS yang penuh dengan hafalan.

Alasan utama dilema yang terjadi pada diriku sekarang ini adalah jurusan kuliah yang aku inginkan adalah IPS.Bagaimana ini ??...

Hal yang sering aku dan temanku perbincangkan adalah hal ini.Menjadi sulit melangkah...

Jika besok saat ujian masuk universitas atau SNMPTN aku mengambil IPA murni,aku tidak bisa masuk jurusan IPS.JIKa mengambil jurusan IPC,kata orang soalnya terlalu sulit.Aku menjadi kecil.Jika mengambil IPS murni,Kimia,Biologi,Fisika yang aku pelajari selama 3 tahun mau dikemanakan???Dan aku sudah terlalu anti dangan mapel Ekonomi,Sosiologi,Geografi.....
Aku menjadi sulit melangkah karena anggapan orang.Kapankah aku bisa berdiri sendiri dengan kakiku sendiri??Kalua sekarang rasa-rasanya seperti berdiri terinjak.

Salah seorang temanku menyarankan aku mencoba jurusan farmasi atau keperawatan.Tapi sepertinya mimpiku bisa bekerja di Deplu atau Kedubes menghalalangi pikiranku menjurus pada hal-hal yang berbau kimia.
Padahal temanku yang memberi saran tersebut lebih ekstrim lagi.Jurusan yang ia pilih adalah Akuntansi,managemen,psikologi.Akuntansi??Sebuah optimis tinggi yang agaknya berada jauh di depan realistis.
Pekerjaan yang aku impikan itu yang membuatku begitu menyukai jurusan HI dan Sastra.Tapi HI sepertinya sulit kurengkuh.Sebuah realistis yang berada sejajar dengan pesimistis....

No comments:

Post a Comment

Name
comment